Ass alaikum WR WB,
Saya mengawali pertemuan blog kali ini dengan sebuah cerita sebuah
Kisah Pengusaha Sukses penjual es cendol pakai Gerobak
Singkat cerita Sebuah
mobil mewah, New BMW 318i terbaru, baru saja parkir di halaman rumah yang cukup
besar. Tak lama kemudian muncullah sosok orang yang gemuk perawakannya. Dengan
kulit yang terlihat agak legam terbakar matahari, beliau tetap saja terlihat
elegan dan tidak segan-segan melemparkan senyum hangatnya. Dialah H. Rohman,
seorang tukang cendol yang kini sukses menggawangi Es Cendol Elizabeth di Jawa
Barat.
Saya
kagum dengan beliau. Betapa tidak semangat dan kerja kerasnya mampu membuahkan
hasil. Kini Es Cendol Elizabeth cukup populer brand merknya. Tak ayal tukang es
cendol lainnya turut mendompleng dengan menuliskan embel-embel “Elizabeth” di
gerobak dagangannya. Ya resiko orang sukses, brand merk biasanya ikut-ikutan
atau sedikit diplesetkan oleh para pesaing biar ikut ketiban rejekinya.
Pak Haji Rohman mengawali kariernya dengan menjadi tukang es
cendol di depan Toko Tas Elizabeth. Itulah salah satu alasan mengapa es
cendolnya dilaberi merk “Es Cendol Elizabeth”. Ya simpel dan ngga neko-neko
alasannya, hehehe…
Pelan tapi pasti orang-orang yang pergi ke toko tas Elizabeth
pun mulai mencoba Es Cendol Bang Rohman ini. Ternyata meskipun harganya murah,
beliau tidak mengurangi kualitas rasa es cendolnya. Dengan kata lain, high
quality low price. Prinsipnya, untung sedikit namun volume penjualan yang
banyak. Keramahan beliau dalam menyapa pembeli setianya pun luar biasa.
Sebagaimana kita tahu, marketing strategy terbaik adalah
“rekomendasi teman / tetangga / keluarga, dll“. Dengan kata lain mouth to mouth
alias getok tular. Seperti itulah kemudian bisnis cendol Pak Rohman berkembang.
Kian hari makin laris saja dagangan beliau. Dan akhirnya beliau pun memutuskan
untuk menambah satu gerobak lagi, Es Cendol Elizabeth.
Pasang dua gerobak di tempat yang sama (depan toko
Elizabeth)? Tentu tidak, melainkan di letakkan di lokasi lain. Kan tinggal
beritahu pelanggan bahwa es cendolnya juga buka cabang di lokasi lain. Pelan
tapi pasti dengan prinsip hight quality, low price, high sale volume, Bang
Rohman pun mulai menambah gerobag berikutnya.
Ketika sudah ada beberapa cabang yang eksis, Bang Rohman
kemudian berhenti menjajakan sendiri Es Cendolnya. Dia pun mendelegasikannya
kepada orang lain, sehingga bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis es
cendolnya. Dan sudah bisa dipastikan, beliau sekarang passive income.
Dari kisah nyata singkat di atas mari kita coba tarik
pelajaran hidup yang ada di dalamnya :
1. Tidak Peduli Apa Latar Belakang Anda, Semua Orang Bisa
Sukses
Anda lihat, Pak Rohman mengawali karirnya sebagai tukang
cendol. Bisa dibilang latar belakangnya mungkin tidak sebagus Anda semua yang
saat ini hadir. Namun, bukankah Allah Maha Adil. Siapapun yang ingin sukses
PASTI BISA SUKSES asalkan dia mau berusaha dan berjuang dengan cara yang benar.
2. Sukses Memerlukan Waktu dan Proses
Kehidupan Pak Rohman dan keluarganya saat ini memang enak.
Tapi tahukah Anda, berapa lama dia berjuang hingga akhirnya bisa suksess
seperti sekarang? Belasan tahun. Pertanyaannya, apakah Anda siap bila harus
menghabiskan belasan tahun berusaha seperti Bang Rohman, tentu dengan
kesuksesan di ujung perjalanan? Karena sukses adalah sebuah perjalanan dan
proses panjang. Kabar baiknya, Anda bisa sedikit mempercepat proses tersebut
dengan belajar dari orang sukses kemudian kita mempraktekannya.
3. Jujur, Kunci Membangun Kredibilitas
Bang Rohman dikenal jujur dan ramah oleh semua pelanggannya.
Sehingga mereka merasa nyaman manakala membeli darinya. Bang Rohman juga jujur
dalam menjajakan dagangannya. Dia tidak pernah menipu orang dan senantiasa
berusaha membangun kredibilitasnya. Biar tukang es cendol yang hanya
berpenghasilan pas-pasan, tentu jauh lebih baik dari koruptor yang memakan uang
negara milyaran dan kaya darinya.
4. Tingkatkan Kualitas Produk Dan Layanan
Salah satu hal yang menjadi alasan es cendol elizabeth laku
keras adalah rasanya yang enak dan unik dibandingkan dengn es cendol lainnya.
Dengan kata lain dalam hal ini, Bang Rohman menjaga kualitas produk yang
dijualnya. Tidak akan pernah terbentuk satu kredibilitas yang baik manakala produk
yang kita jual tidak berkualitas.
5. Jangan Lupakan Faktor “X”, Kekuatan Sang Khalik, Alloh
Swt.
Banyak orang yang berjuang seperti Bang Rohman. Namun
demikian mereka tidak sesukses Bang Rohman. Bahkan kawan-kawannya, yang sudah
mencoba strategi Bang Rohman tetap saja tidak mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik dalam bisnisnya. Ternyata setelah diusut, mereka kerapkali melupakan
faktor “X” yakni kekuatan pendukung dari Sang Khalik. Ingat, siapa coba yang
menggerakkan hati manusia untuk membeli es cendol di Pak Rohman. Siapa pula
yang mengatur rezeki tiap anak manusia di dunia ini, untuk mengerti jawannya,
kita sebagai seorang muslim sangatlah mudah yakni dengan mentauladani utusan
Alloh Swt, yakni dengan mengupas RAHASIA SUKSES BISNIS RASULULLAH MUHAMMAD Saw.
dan inilah yang akan menjadi bahasan kita pada pertemuan kita kali ini
Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah suri teladan yang
baik.
Siapa yang tak kenal sosok Baginda Rasulullah, Muhammad SAW.
Sosok yang dikenal sebagai seorang manusia yang patut dijadikan suri tauladan
umat sedunia. Sosok yang hingga saat ini masih menempati posisi 1, manusia
paling berpengaruh sedunia. Nah, jika biasanya orang banyak melihat sosok
Rasulullah dari sisi kenabian / kerasulan, maka kali ini saya ingin mengangkat
sosok beliau dari segi bisnisnya, yang bersumber dari buku “RAHASIA BISNIS
RASULULLAH” karangan Prof. Laode Kamluddin, Ph.D.
Sosok Rasulullah memang banyak dikenal dan diperhatikan pasca
diangkatnya beliau oleh Allah menjadi rasul yang terakhir di muka bumi ini.
Orang meneladani semua aspek dalam dirinya, mulai dari sikap, pola pikir,
keimanan, dll. Sedangkan yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang adalah
bahwa Rasulullah adalah sosok pebisnis luar biasa, yang hampir sepanjang
hidupnya tidak pernah mengalami kerugian. Kok bisa? Itulah yang akan kita
bahas!
Muhammad SAW, semenjak kecil telah didik dan dikader dengan
baik untuk menjadi seorang pebisnis handal. Dalam sejarah diceritakan bahwa
sejak kecil beliau mengembalakan ternak para peternak kambing. Jumlah ternaknya
pun terbilang tidak sedikit, ratusan. Digembalakan di padang yang luas dengan
ancaman binatang buas yang senantiasa mengancam. Namun, beliau selalu mampu
membawa ternak tersebut pulang dengan selamat, utuh jumlahnya dan dalam keadaan
kenyang.
Pendidikan level pertama ini secara tidak langsung menjadi
media pembelajaran pendidikan bisnis pertama beliau, yaitu bagaimana
mengorganisasi, memanage, dan mengelola segala sesuatu yang dipercayakan
kepadanya.
Sehingga beliau tumbuh menjadi pribadi yang kredibel,
bertanggung jawab, teliti, empati, terbuka, mandiri, berani, mudah beradaptasi,
sabar, lugas, visioner, dll dalam usia yang masih sangat muda. Beliau sekolah
di sekolah alam atau universitas besar kehidupan.
Pendidikan level kedua dimulai ketika beliau berusia 12 tahun
dan diajak oleh pamannya, Abu Thalib, untuk ikut dalam rombongan ekspedisi
dagang (eksportir) ke negeri Syam. Selain itu beliau juga kerap ikut dalam
lawatan-lawtan bisnis ke negara-negara tetangga yang sekarang dikenal dengan
nama, Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman. Saat itulah Muhammad muda
telah belajar bagaimana menjadi seorang eksportir handal sekaligus menyandang
posisi sebagai eksekutif muda di masa itu.
Beranjak dewasa, Muhammad SAW kian mantap memilih karirnya
sebagai pebisnis. Apalagi ia sudah mengantongin bekal kepercayaan dan
kredibilitas yang dibangunnya sejak kecil. Ini tentu menjadi satu modal yang
sangat mahal di dunia bisnis. Karena adanya kepercayaan, kredibilitas dan
profesionalitas inilah hingga akhirnya Muhammad bisa memulai bisnisnya
sekalipun tanpa modal. Dia memulainya dengan menjadi seorang manajer
perdagangan yang mengolah modal investor dengan sistem bagi hasil. Dan memang,
berkat kepiawaian dan didikan bisnis semenjak kecil, para investor selalu
merasa puas akan hasil yang dicapai oleh Muhammad SAW.
Hal ini menarik perhatian seorang investor besar di kota
Mekah, Siti Khadijah (yang nantinya kelak akan menjadi istri Baginda Rasul).
Khadijah pun mempercayakan Muhammad SAW untuk memimpin ekspedisi perdagangan ke
Syiria, Jorash, dan Bahrain.
Kesuksesannya ini semakin nyata terlihat manakala beliau
melamar Siti Khadijah dengan mahar 20 unta terbaik di masa itu. Coba kita
analogikan sedikit. Di masa itu unta adalah kendaraan terbaik dan termewah yang
pernah ada. Apalagi bila jenisnya adalah unta terbaik. Nah kalau ditarik ke
masa sekarang kira-kira kendaraan terbaik dan mewah? Mercedez Benz. Katakanlah
saya ambil C-Class yang sekitar 300 jutaan. Maka 20 x 300 juta = 6 Milyar. Jadi
mahar beliau untuk melamar Siti Khadijah sekitar 6 M (penuturan Prof. Laode
Kamaluddin, Ph.D)
Untuk mencapai kesuksesan seperti itu tentunya beliau
menerapkan satu prinsip dan strategi manajemen bisnis yang sangat handal.
Prinsip-prinsipnya antara lain : jujur, setia, dan profesional. Dan ini
seketika menjadi satu teladan etika bisnis yang ditiru oleh segenap bangsa
Arab. Kita tahu sendiri kondisi bangsa Arab saat itu seperti apa. Apalagi, kala
itu Muhammad masih belum diangkat menjadi Rasul. Beliau juga mengutamakan
customer satisfaction, excellence service, kompetensi, efisiensi, tranparansi
serta persaingan yang sehat dan kompetitif.
Jadi itulah masa-masa dimana Muhammad SAW meletakkan satu
fondasi etika bisnis dan gaya manajemen yang luar biasa kepada bangsa Arab.
Hingga akhirnya pada usia 40 tahun (tahun dimana beliau diangkat menjadi
Rasul), sistem bisnis yang dibangunnya sudah tertata sedemikian rupa, hingga
tanpa kehadiran dirinya pun bisnis tetap berjalan baik. Kalau bahasa sekarang
mungkin bisa diistilahkan dengan passive income.
Meski sukses, pribadi Muhammad tidak pernah sekalipun
menyiratkan kesombongan. Dia senantiasa berbagi dan tidak malu bila harus
bergaul dan bercengkrama dengan masyarakat miskin yang ada di sekitarnya. Tidak
memandang perbedaan status sosial. Sehingga seluruh elemen lapisan masyarakat
mulai dari level bawah, menengah dan atas menghormati dan mengagumi beliau.
Itulah mengapa ketika kita memfokuskan pada kehidupan
Rasulullah SAW pasca pengangkatan kerasulan, kehidupan bisnisnya tak banyak
terlihat. Yang menonjol justru sisi spiritual dan kemapanan dalam memimpin
suatu negara dikala itu.
Tren spiritual pasca sukses ini pun juga kerap kita jumpai di
masa sekarang. Coba anda cek, berapa banyak para CEO sukses yang akhirnya
terjun menjadi spiritual consulting + motivator. Mereka sudah tidak lagi
mengurusi bisnis secara langsung, karena sistemnya sudah tertata rapi dan
berjalan sedemikian rupa.
Semoga Memberi manfaat
Wassalam alaikum WR WB
Wassalam alaikum WR WB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar